PENGARUH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Disusun untuk mata kuliah Bahasa Indonesia
Asih Andriyati Mardliyah, M.Pd
Nama : Puput Rima Rahmadani Sofyana
Nim : 5.15.04.11.0.098
Prodi : Informatika II B
Fakultas : Teknik
Universitas Islam Majapahit
Jl. Raya Jabon Km 07 Mojoanyar Mojokerto, Jawa Timur
Kode pos (61364) No. Telp. (0321) 399474
Email : info@unim.ac.id
Tahun 2016
KERANGKA ATAU SISTEMATIKA MAKALAH
Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan dan Manfaat Pembahasan. Bab II Isi dan Pembahasan, menjelaskan tentang Bahasa Indonesia sebagai ragam Bahasa Keilmuan, Alat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Teknologi Informasi dalam Perspektif Pendidikan, Hubungan Teknologi Informasi dalam lembaga Pendidikan, dan Sinergi antara Sistem Informasi dan Strategi Pendidikan. Bab III Penutup, menjelaskan tentang Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR ISI
Kerangka atau sistematika makalah ………………………………………..
Kata Pengantar ………………………………………………………….....i
Daftar Isi …………………………………………………………...………ii
Halaman Judul ………………………………………………………...........iii
Abstrak …………………………………………………........………….....iii
BAB I. Pendahuluan ……………………………………........……..............1
A. Latar Belakang ………………………………......………….....…….….1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................3
D. Manfaat Pembahasan ...............................................................................3
BAB II. Isi dan Pembahasan …………………..........…..…….....................4
- Bahasa Indonesia sebagai ragam bahasa keilmuan .....................................4
- Alat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ................................8
- Teknologi Informasi dalam Perspektif Pendidikan .....................................17
- Hubungan Teknologi Informasi dalam lembaga Pendidikan ........................19
- Sinergi antara Sistem Informasi dan Strategi Pendidikan.............................20
BAB III. Penutup …………………………………………………….........23
Kesimpulan………………………………………………………….……..23
Saran………………………………………………………………........…23
Daftar Pustaka ……………………………………………………….........24
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah bahasa Indonesia ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula, penulis kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kita semua, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Makalah bahasa Indonesia yang disusun ini berjudul Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam dunia Pendidikan. Makalah ini hadir sebagai salah satu syarat untuk ujian akhir semester. Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi dalam membuat makalah ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi. Selain itu penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca. Maka dari itu sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua terutama Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang diharapkan dapat membantu sebagai bahan koreksi untuk penulis.
Besar harapan saya, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan sumbangsih yang berarti demi kemajuan ilmu pengetahuan bangsa.
Mojokerto, 21 Juni 2016
Penulis
Bahasa Indonesia dalam keilmuan IPTEK
ABSTRAK
Bahasa merupakan budaya dari masyarakat yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang saling berpengaruh. Kemampuan dan kecermatan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan pengembangan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Dalam berkomunikasi dibutuhkan bahasa yang mempuni agar apa yang disampaikan sesuai dengan tujuan. Tanpa penguasaan kata yang baik dan benar, Ilmuan akan kesulitan untuk menyampaikan ilmunya kepada orang lain. Pengembangan keilmuan sangat erat sekali hubungannya dengan bahasa, karena bahasa merupakan syarat utama pengembangan keilmuan.
Kata kunci : kecermatan berbahasa, sarana komunikasi, pengembangan keilmuan.
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan mengalami kemajuan yang sedemikian pesat. Tidak terkecuali kemajuan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan yang telah memunculkan konsep dan strategi baru. Konsep dan strategi baru ini kemudian di terapkan dalam praktik oleh lembaga pendidikan yang mempunyai peluang untuk memanfaatkan kemampuan konsep dan strategi tersebut. Dalam praktiknya peranan suatu konsep dan strategi lembaga pendidikan memerlukan peranan konsep lainnya, baik karena sifatnya yang intern maupun sebagai penunjang konsep strategi utamanya akan berpengaruh pada keseluruhan sistem lembaga pendidikan tersebut.
Munculnya berbagai konsep dan strategi pada lembaga pendidikan berkaitan dengan situasi persaingan antar lembaga pendidikan yang ada. Namun, munculnya fenomena persaingan tersebut dipicu oleh cepatnya perkembangan dan perubahan teknologi informasi yang semakin mutakhir. Pesatnya perkembangan teknologi informasi telah menjadikan banyak lembaga pendidikan menjadi bernilai karena nilai informasi yang dihasilkan memiliki arti strategis. Dengan demikian, teknologi informasi akan menjadi keharusan dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan agar mampu mengembangkan pola pembelajaran yang lebih berkualitas dan memiliki nilai bagi pelanggannya.
Untuk mampu menguasai teknologi informasi yang optimal, sedikitnya diperlukan prasyarat umum yang meliputi kesiapan baik sunber daya manusia maupun sumber daya mineral. Lembaga pendidikan harus mencari alternatif tertentu yang menguntungkan dan tepat guna. Salah satu upaya tersebut, yaitu dengan strategi outsourcing teknologi informasi, yang merupakan strategi penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi oleh lembaga pendidikan mealalui pihak ketiga (ludigdo, 1997). Akan tetapi, strategi ini tidak selalu memberikan manfaat yang optimal dan mengandung sejumlah resiko.
- Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan?
- Upaya apa yang dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi?
- Bagaimana teknologi informasi berdasarkan perspektif pendidikan?
- Apakah dampak dari teknologi informasi dalam lembaga pendidikan?
- Apakah perbedaan sinergi antara berdasarkan sistem informasi dan strategi pendidikan?
- Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penulisan makalah ini bertujuan :
- Untuk mengetahui Bahasa Indonesia sebagai ragam bahasa keilmuan.
- Untuk mengetahui Bahasa Indonesia sebagai alat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengenalan dari teknologi informasi.
- Untuk menambah pengalaman baru terhadap kajian sistem informasi dan strategi pendidikan.
- Manfaat Pembahasan
Manfaat pembahasan ini diharapkan dapat memberikan acuan yaitu
- Menambah kaidah wawasan penulis.
- Dapat menambah pengetahuan mengenai bahasa keilmuan.
- Dapat memberi sumbangan dalam mengaplikasikan teori pengembangan teknologi.
- Sebagai bahan masukan pentingnya meningkatkan kualitas teknologi informasi dalam lembaga pendidikan.
- Merupakan bahan masukan sebagai sumbangan pemikiran pentingnya ilmu pengetahuan dan sistem informasi.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
- Bahasa Indonesia sebagai ragam bahasa keilmuan
Bahasa merupakan struktur yang mencakup bentuk dan makna sehingga memungkinkan manusia untuk dapat berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menjadi jembatan bagi ilmu pengetahuan yang diketahui atau ditemukan oleh seseorang untuk diketahui oleh orang lain.
Ilmu pengetahuan yang terus berkembang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis dan lebih mudah. Tapi, tanpa diketahui oleh orang lain maka ilmu pengetahuan itu menjadi tidak berguna. Selain itu, ilmu pengetahuan yang telah ditemukan harus ditulis dalam berbagai bahasa apabila ilmu pengetahuan hanya ditulis dalam bahasa yang hanya dimengerti oleh penulis itu sendiri maka orang lain akan mendapat kendala untuk memahami ilmu pengetahuan tersebut.
Selain penyampaian informasi atau ilmu pengetahuan dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh pemakai informasi atau pemakai ilmu pengetahuan, maka di dalam penyampaiannya harus memperhatikan struktur bahasa. Karena bahasa merupakan rangkaian kalimat dan kalimat merupakan rangkaian kata-kata yang disusun berdasarkan struktur bahasa yang berlaku sehingga memiliki makna. Apabila struktur bahasa yang digunakan tidak baik atau tidak sesuai kaidah bahasa yang berlaku, maka makna kalimat juga menjadi tidak jelas atau memunculkan makna ambigu. Dengan demikian akan terjadi penafsiran yang berbeda. Apabila sebuah ilmu pengetahuan telah salah ditafsirkan atau salah dalam pemahaman oleh pembaca, yang terjadi adalah kesalahan penerapan ilmu pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Penemuan intelektual yang sebenarnya bermanfaat bagi manusia lain ternyata tidak bermanfaat karena kesalahan struktur bahasa.
Kesalahan berbahasa tidak hanya ditemukan dalam penyampaian informasi baru seperti di atas, tetapi sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kesalahan pemilihan kata, penyusunan sruktur kalimat dalam berbahasa disebabkan banyak faktor. Salah satu cara memperbaiki kesalahan-kesalahan berbahasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan memberi penekanan pada kegiatan berbahasa di dunia pendidikan. Kita ketahui bahwa pendidikan memuat sejumlah mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Semua mata pelajaran tersebut disampaikan dengan menggunakan bahasa.
Hampir semua negara di dunia memiliki berbagai macam bahasa sehingga timbul kesepakatan untuk menjadikan beberapa bahasa menjadi bahasa internasional. Meskipun tidak menjadi bahasa internasional, bahasa indonesia tetap menjadi salah satu bahasa yang penting bagi kita dan bagi semua orang Indonesia.
Di Indonesia, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan mayoritas adalah bahasa Indonesia, di samping bahasa lain karena situasi menghendaki penggunaan bahasa pengantar selain bahasa Indonesia. Di dalam kehidupan sehari-hari, pemakai bahasa juga menggunakan bahasa yang bervariasi sesuai dengan kemampuan penutur dan lingkungan penutur berada. Di Indonesia kita menemukan banyak bahasa daerah selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara. Ragam bahasa yang bervariasi ini merupakan salah satu dari sejumlah variasi yang terdapat dalam pemakaian bahasa. Variasi ini muncul karena pemakai bahasa meemerlukan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Seiring dengan perubahan zaman atau peradaban manusia, maka bahasa pun turut berubah dan berevolusi. Bahasa Indonesia sendiri telah mengalami beberapa perubahan sejak diperkenalkan sebagai bahasa nasional.
Menurut Sunaryo, (1994 : 1), bahwa dalam berkomunikasi, perlu diperhatikan kaidah-kaidah berbahasa, baik yang berkaitan kebenaran kaidah pemakaian bahasa sesuai dengan konteks situasi, kondisi, dan sosial budayanya. Pada saat kita berbahasa, baik lisan maupun tulis, kita selalu memperhatikan faktor-faktor yang menentukan bentuk-bentuk bahasa yang kita gunakan.
Faktor-faktor penentu berkomunikasi meliputi : partisipan, topik, latar, tujuan, dan saluran (lisan atau tulis). Agar pesan yang disampaikan dapat terkomunikasikan dengan baik, maka pembicara atau penulis perlu (a) mengetahui latar belakang pembaca atau pendengar, dan (b) memperhatikan hubungan antara pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca. Hal itu perlu diketahui agar pilihan bentuk bahasa yang digunakan tepat, disamping agar pesannya dapat tersampaikan, agar tidak menyinggung perasaan, menyepelekan, merendahkan dan sejenisnya.
Topik tutur berkenaan dengan masalah apa yang disampaikan penutur ke penanggap penutur. Penyampaian topik tutur dapat dilakukukan secara:
(a) Naratif (peristiwa, perbuatan, cerita)
(b) Deskriptif (hal-hal faktual : keadaan, tempat barang, dsb.)
(c) Ekspositoris
(d) Argumentatif dan Persuasif.
Ragam bahasa keilmuan mempunyai ciri :
(1) cendekia : bahasa Indonesia keilmuan mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat.
(2) lugas dan jelas : bahasa Indonesia keilmuan digunakan untuk menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat.
(3) gagasan sebagai pangkal tolak : bahasa Indonesia keilmuan digunakan dengan orientasi gagasan. Hal itu berarti penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang diungkapkan, tidak pada penulis.
(4) Formal dan objektif : komunikasi Ilmiah melalui teks ilmiah merupakan komunikasi formal. Hal ini berarti bahwa unsur-unsur bahasa Indonesia yang digunakan dalam bahasa Indonesia keilmuan adalah unsur-unsur bahasa yang berlaku dalam situasi formal atau resmi. Pada lapis kosa kata dapat ditemukan kata-kata yang berciri formal dan kata-kata yang berciri informal (Syafi’ie, 1992:8-9).
Pengertian bahasa jika dijawab melalui tiga sudut pandang, yakni:
1. Bahasa sebagai istilah
Sebagai istilah, bahasa dapat memiliki pengertian yang bersifat umum-khusus dan abstrak-konkrit. Secara umum, pengertian bahasa dalam kalimat itu memiliki pengertian yang luas karena meliputi berbagai macam bahasa (Inggris, Prancis, Jepang, Indonesia, dan sebagainya). Bahasa dalam arti khusus, hanya merujuk pada bahasa tertentu. Misalnya, “bila orang mengatakan manusia memiliki bahasa”, pengertian bahasa dalam kalimat ini memiliki pengertian yang luas karena memiliki berbagai macam bahasa.
2. Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem berupa lambang bunyi bermakna yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sebagai sistem lambang bunyi (ujaran) bermakna, antara bahasa yang satu dengan bahasa lainnya memiliki sistem yang berbeda, tetapi setiap bahasa sama-sama memiliki dua sistem, yakni sistem bunyi dan sistem makna.
3. Bahasa sebagai alat
Bahasa sebagai alat, bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Bahasa lisan sangat efektif digunakan sebagai sarana komunikasi secara langsung antar sesama manusia. Secara tulis, bahasa dapat menjadi alat perekam berbagai peristiwa. Bahasa tulis juga digunakan sebagai bahasa ilmu.
- Alat Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ditinjau dari segi usia, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang masih muda. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional baru pada tahun 1928 yang ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sejak itu pula nama Indonesia dipakai sebagai nama tersebut, yang sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu. Setelah Indonesia merdeka, bahasa Indonesia itu dijadikan bahasa negara, seperti dapat dibaca pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36. ini berarti bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia baru lahir pada tahun 1945, bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang Dasar 1945.
Suatu kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi di negara kita, sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat perlu diimbangi oleh bahasa yang mampu mewadahinya serta yang mampu meneruskan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, baik secara horisontal (kepada generasi yang sama), maupun secara vertikal (kepada generasi yang akan datang).
Untuk itu, pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk bahan pembahasan seyogyanya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer. Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau pengetahuan yang rumit tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa yang jelas, dengan mempergunakan istilah yang lazim digunakan dalam masyarakat umum. Nadanya informatif, diselingi banyak humor agar menarik bagi pembaca.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk kepentingan nasional. Bahasa adalah kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Dalam buku ilmu pengetahuan terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi dari berbagai disiplin ilmu. Dengan bahasalah, kita dapat menguasai ilmu tersebut. Seperti kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti Negara-negara di Eropa dan Amerika. Perkembangan bahasa Inggris seimbang dengan ilmu pengetahuannya. Hal tersebut karena buku-buku yang dipergunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa Inggris. Perkembangannya tak selaju perkembangan budaya bangsanya.
Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan. Upaya apa yang harus kita lakukan untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama kita harus membiasakan sikap ilmiah dengan cara melengkapi buku-buku ilmiah sebagai salah satu syarat. Menurut Halim (dalam Bakry, 1981:179) kesalahan tersebut bukan karena ketidakmampuan bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, tetapi karena kekurangan bahasa Indonesia dalam hal peristilahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini Pusat Bahasa masih memberlakukan upaya untuk menciptakan istilah-istilah baru untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Usaha lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara harus menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa Ilmiah.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa Indonesia yang berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern. Jadi bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan bermasyarakat, dengan berbahasa dapat menyatukan bangsa Indonesia yang beragama suku dan budaya.
Komunikasi iptek juga mensyaratkan penerapan logika yang mapan dalam berbahasa. Karya ilmiah dalam komunikasi iptek harus menunjukkan alur pemikiran mengikuti logika tertentu yang dipilih seorang penulis. Penulisannya harus menggunakan epistemologi keilmuan dan tidak sebebas seperti dalam komunikasi lainnya.
Di samping itu, sebagai bahasa iptek bahasa Indonesia juga harus dapat menjalankan 4 fungsi bahasa iptek, yaitu: (1) fungsi referensial, (2) fungsi direktif, (3) fungsi metalingual, dan (4) fungsi fatis. Pengembangan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa yang modern, dalam arti dapat mewadahi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta relevan dengan perkembangan peradaban dunia, harus bertopang pada 3 kegiatan, yaitu: (1) pengembangan kecendekiaan bahasa, (2) pemekaran kosa kata, dan (3) pengembangan laras bahasa.
Dalam proporsi yang lebih khusus, program pengembangan bahasa Indonesia iptek juga dapat dilaksanakan melalui pengajaran mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di perguruan tinggi. Meskipun dalam praktik tidak semua perguruan tinggi memberikan mata kuliah Bahasa Indonesia, mata kuliah ini dipandang sangat baik sebagai sarana pengembangan dan pengkajian bahasa Indonesia iptek. Dalam pelaksanaannya, materi yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan bidang keilmuan yang sedang ditekuni para mahasiswa.
Ada spesifikasi khusus yang mengacu pada bidang keilmuan tertentu, tanpa mengesampingkan konvensi-konvensi kebahasaan secara umum pengembangan bahasa Indonesia iptek dapat pula dilaksanakan melalui Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP/FKIP atau Fakultas Sastra di universitas. Meskipun tidak semua perguruan tinggi memiliki program studi atau fakultas itu, pemanfaatan program studi atau fakultas tersebut dipandang sangat efektif. Sesuai dengan bidang ilmunya yang relevan, program studi atau fakultas ini harus dapat menjadi pelopor pengembangan bahasa Indonesia iptek.
Strategi lain yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan bahasa Indonesia iptek di perguruan tinggi adalah dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan dan sarana yang beraneka ragam. Sarana yang mungkin dapat dipergunakan misalnya melalui penataran / ceramah / seminar, lomba penulisan karya ilmiah, penerbitan artikel-artikel tentang bahasa Indonesia iptek pada jurnal-jurnal atau buletin-buletin yang ada, dan sebagainya. Meskipun tidak dikhususkan sebagai sarana pengembangan bahasa Indonesia iptek, sarana-sarana tersebut dipandang sangat efektif dan efisien dalam mengembangkan misi itu.
Dengan demikian, harus disadari jika program pengembangan bahasa Indonesia iptek di perguruan tinggi (jika ada) tidak mendapatkan prioritas yang utama dibandingkan program-program akademik lainnya.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, faktor-faktor yang dimungkinkan dapat menghambat pelaksanaan program harus diantisipasi dan dikendalikan sejak dini. Kendala-kendala yang muncul, misalnya dapat berbentuk lingkungan yang tidak mendukung, sikap objek sasaran program yang kurang posisitf, fasilitas yang tidak memadai, kualitas pelaksana program yang rendah, dan sebagainya.
Perkembangan dunia pendidikan nasional sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi kondisi pendidikan meliputi hal-hal berikut:
a. Dampak manajemen yang sentralistik
Meskipun banyak keberhasilan yang telah dicapai dunia pendidikan dalam membuka akses yang lebih luas, upaya untuk mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional telah menimbulkan akibat-akibat yang negatif. Secara perlahan namun pasti, kecenderungan tentang terjadinya sentralisasi yang berlebihan (over centralization) pada pemerintahan pusat telah dirasakan hampir pada semua aspek manajemen pendidikan.
b. Mekanisme Pendanaan oleh Pemerintah
Berdasarkan pengamatan, pemerintah haya menyerahkan semua mekanisme ini kepada pasar dan sama sekali tidak ada proteksi untuk masyarakat yang kurang mampu, jika ada sedikit keberpihakan pemerintah terhadap dunia pendidikan banyak strategi yang bisa dilakukan.
c. Manajemen dan Organisasi
Lembaga pendidikan dibawah naungan Depdiknas harus tunduk kepada peraturan-peraturan yang berlaku secara seragam unruk semua lembaga pendidikan. Kebijakan seperti ini telah menimbulkan banyak pengaruh negatif terhadap kehidupan lembaga pendidikan. Banyak tenaga pengajar/guru ramai-ramai mencari penghasilan tambahan di luar kegiatan utamanya karena kurangnya insentif yang diterima. Ketidakmampuan lembaga pendidikan dalam memberikan insentif tambahan yang berprestasi akibat kecenderungan penetapan tujuan yang tidak realistis.
d. Sumber daya Manusia
Meskipun usaha meningkatkan mutu tenaga pendidikan terus dilakukan, secara umum kualifikasi pendidikan guru/dosen di Indonesia masih belum memadai. Di samping suasana akademik belum memuaskan dan staf administrasi pendidikan masih jauh dari memadai untuk mendukung tuntunan tugas administrasi pendidikan di setiap lembaga pendidikan yang ada.
Sedang faktor ekstenal yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah sebagai berikut:
a. Globalisai
Bersamaan dengan kemajuan teknologi informasi, globalisasi telah membawa paradigma baru dalam lingkungan pendidikan nasional berkenaan dengan penyelenggaraan proses pendidikan nasional yang dewasa ini sedang mengalami tranformasi. Perubahan terjadi dalam suatu masyarakat, pimpinan baru muncul di berbagai lembaga pendidikan yang membawa semangat keilmuan. Hal ini menjadi ciri dari dunia pendidikan.
b. Perkembangan Ekonomi Nasional
Dalam pemulihan ekonomi pada saat krisis, strategi perkembangan ekonomi nasional sangat kuat di kendalikan oleh lembaga moneter internasional, yaitu IMF dunia pendidikan harus tampil cermat mengamati dan memantau perkembangan ekonomi nasional agar secara terus-menerus dapat meningkatkan relevansinya.
c. Politik
Meskipun sebagian masyarakat meragukan kemampuan pemerintah untuk melakukan reformasi struktural, pemerintah sekarang mempunyai potensi besar untuk membawa bangsa melewati periode yang sulit, melalui suatu arah atau langkah baru, seperti memperkenalkan paradigma baru dari sistem pendidikan, memerlukan kemampuan untuk meyakinkan para elite strategis di lingkungan birokrat, kelompok-kelompok yang berkepentingan, dan masyarakat umum lainnya tentang pentingnya arah baru yang akan ditempuh, pendidikan sebagai salah satu alat untuk mempersatuakan bangsa ini diharapkan berpihak banyak dalam menggalang persatuan terutama dalam mewujudkan tujuannya, yaitu meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa.
d. Sosial Budaya
Memperkenalkan suatu paradigma untuk komunitas pendidikan, yang terdiri atas universalisme, komunalisme, tampa pamrih (disinterestedness), dan skeptisisme terorganisasi (organized skepticism).
e. Teknologi
Jasa pendidikan misal lebih mengandalkan keterampilan standar yang cenderung seragam dengan model pendidikan yang lebih fleksibel dan menuntut kreativitas, inovasi dan kerjasama tim . Saat ini tidak sesuai lagi dengan tuntunan lingkungan industri yang menganut model produksi yang fleksibel, pluralitas, desentralisasi, serta otomoni pendidikan merupakan aspek-aspek kritis yang memungkinkan tumbuhnya kreativitas dan inovasi di lingkungan pendidikan, hal ini sesaui dengan dunia industri atau dunia bisnis yang semakin berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi terutama tekonologi informasi, yang membawa masyarakat Indonesia menembus wilayah geografis, lokal, nasional, maupun internasional, yang tidak mengenal batas, oleh karena itu lembaga pendidikan harus mempersiapkan diri menghadapi situasi saat ini, orang yang terlibat dalam dunia pendidikan harus mulai melirik teknologi untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam mewujudkan dunia pendidikan yang di harapkan semakin memiliki arti dengan didukung oleh kualitas yang bisa diandalkan oleh masyarakat pengguna jasa pendidikan.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena kata yang dipakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif, ungkapan yang dipakai sederhana dan tanpa basa-basi. Di samping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca, yaitu :
- Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan uraian yang padat, tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.
- Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya, yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-lebihan haruslah ditinggalkan.
- Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang tidak berbelit-belit.
- Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis tetap tampak.
- Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di dalam suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas dengan makna kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang mengikutinya.
- Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas mungkin tanpa menggunakan implikasi seperti yang banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.
- Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para pembaca.
- Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.
- Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan pembaca.
- Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri ini kita temukan pula dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian lambang dan satuan.
- Teknologi Informasi dalam Perspektif Pendidikan
Teknologi informasi (TI) merupakan sebutan lain dari teknologi komputer, yang di khususkan untuk pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi sebuah organisasi termasuk organisasi pendidikan, IT terus mengalami perkembangan baik dari bentuk, ukuran, kecepatan, dan kemampuan untuk mengakses multimedia dan jaringan komputer, perkembangan itu disebabkan tingginya tingkat persaingan antar produsen prosesor komputer.
Gelombang Inovasi Teknologi
Teknologi informasi pada saat ini telah menjadi pembicaraan atau perbincangan yang sangat menarik, mengingat teknologi informasi ini merupakan salah satu unsur penting yang dapat mendorong keunggulan bersaing sebuah organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi sosial. Hal ini diyakini bahwa sebuah lembaga yang dapat menguasai teknologi informasi maka lembaga tersebut akan memenangkan persaingan.
Menurut Budi Sutedjo (2002:49) gelombang teknologi informasi yang berbasis internet berkembang melalui beberapa tahap sebagai berikut :
a. Gelombang pertama, pemanfaatan TI difokuskan untuk meningkatkan produksi dan memperkecil biaya. Bagi organisasi yang menerapka teknologi tersebuat akan melakukan otomatisasi kegiatan rutinnya, seperti surat-menyurat, slide presentasi, pembuatan tabel dan neraca, aplikasi yang digunakan, antara lain word, excel, power point, dan access.
b. Gelombang kedua, Ti difokuskan untuk meningkatkan penggunaan pelaratan komputer melalui pembangunan jaringan komputer. Jaringan ini dibangun dengan cara menghubungkan komputer-komputer dengan menggunakan kabel dan kartu jaringan sehingga printer, harddisk dan peralatan lain dapat digunakan secara serempak, jaringan ini dapat menghemat biaya investasi dan mempercepat distribusi data dan informasi.
c. Gelombang ketiga, difokuskan untuk menghasilkan keuntungan untuk lewat pembangunan program sistem informasi pelayanan administrasi akademik sistem informasi pelayanan akademik keuangan, maupun sistem informasi pelayanan umum, yang berbasis teknologi informasi dan menguntungkan bagi pihak universitas maupun mahasiswa yang dilayani.
d. Gelombang keempat, TI difokuskan untuk membantu proses pengambilan keputusan dari data kualitatif, seperti pembangunan sistem pendukung keputusan (DSS/Decision support system) bagi penerimaan pegawai, penilaian prestasi pegawai, peningkatan jenjang karir pegawai dan lain sebagainya (back office).
e. Gelombang kelima, TI difokuskan untuk meraih pelanggan (konsumen) melalui pengembangan jaringan internet, membangun explorasi besar-besaran terhadap internet, maka dalam hal ini munculah dalam dunia bisnis apa yang disebut electronic business (e-business) dan e-commerce, dalam sistem pendidikan berbasis internet, apa yang disebut e-learning, e-campus, e-school yang mampu menjangkau para pengguna jasa pendidikan baik lokal, nasional, maupun global.
f. Gelombang keenam, TI yaitu menggunakan sistem jaringan tanpa kabel (wireless), sisitem tersebut memungkinkan seseorang mengakses internet melalui komputer yang terhubung ke telepon seluler, bahkan internet dapat diakses langsung lewat ponsel, gelombang inovasi ini menunjukan bahwa TI dapat digunakan untuk komunikasi efektif dengan konsumen dan mitra kerjanya.
- Hubungan Teknologi Informasi dalam Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan melihat bahwa TI sebagai alat yang sangat menarik untuk membuat operasional organisasi lebih efisien, tujuannya adalah menghapus posisi penyambung komunikasi dari dua tempat yang berkepentingan, juga menghapuskan batas waktu untuk operasi internasional dengan konsep real time, oleh karena itu, sebuah lembaga penddidikan dapat melayani pelanggannya secara efesien, biaya yang dikorbankan juga lebih rendah karena pengurangan tenaga kerja, artinya TI merupakan salah satu fasilitas lembaga pendidikan yang lebih tepat dalam melayani pelanggan dan memuaskan pemilik lembaga pendidikan tersebut (share holder). Hubungan antar lembaga pendidikan juga mengalami evolusi ataupun revolusi sejalan dengan munculnya e-learning, e-school, jadi, proses pembelajaran yang dilaksanakan malalui TI, hasil dapat dipastikan lebih unggul karena formulasi pola pembelajaran sudah dibuat fleksibel sesuai dengan kebutuhan penyedia maupun pengguna jasa pendidikan. Disamping itu, muatan mata pelajaran yang dimodifikasi melalui internet yang bersumber dari database atau kasus-kasus real, bahkan fenomena-fenomena sosial yang terjadi di berbagai kota maupun berbagai negara.
Sekarang banyak universitas di Amerika serikat menawarkan dan melaksanakan kegiatan edukasinya dengan menggunakan internet. Jadi, peserta pendidikan (mahasiswa) yang berada di Amerika, Afrika, maupun di Indonesia asal tersedia jaringan internet dapat menikmati edukasi dan gelar pendidikan di Amerika tanpa harus menguasai dalam beberapa tahun ke kota dimana universitas tersebut berada.
Dengan perkembangan TI yang demikian cepat dan merambah kesemua sektor kehidupan manusia terhadap para ahli TI pun semakin meningkat. Disamping dampak positif perkembangan IT dalam mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, dampak negatif pun muncul yaitu adanya pengurangan tenaga kerja, ibarat dua sisi mata uang. Di sisi lain TI menyediakan banyak peluang pekerjaan dengan kompotensi yang berada di sebelumnya. Jadi, diperlukan kompotensi tenaga kerja bidang keahlian TI.
E. Sinergi antara Sistem Informasi dan Strategi Pendidikan
Antara sistem infomasi dengan strategi lembaga pendidikan pada gambaran pertama, sistem informasi tidak mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen lembaga pendidikan dalam proses pembuatan keputusan karena tidak didukung oleh sistem informasi yang ada, dalam konsep sistem informasi pendidikan untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan akan membawa dampak terhadap strategi lembaga pendidikan, dampak yang dihasilkan adalah strategi lembaga pendidikan yang meragukan pengambil keputusan karena disusun berdasarkan informasi yang terbatas dan ini lah sinergi negatif yang dihasilkan.
Sedangkan sinergi positif adalah sinergi antar sistem informasi yang disajikan dengan baik serta pemahaman strategi lembaga pendidikan yang menandai keduanya akan menghasilkan sebuah strategi lembaga pendidikan yang baik dan bisa dipertanggung jawabkan dari keamanan sistem informasi, moral, etika, dan hukum teknologi informasi.
Menurut Hary Gunarto dalam budi sutejdo (2002:191-210) terdapat tiga jenis pengendalian data dan informasi meliputi :
a. Pengendalain sistem informasi
b. Pengendalian prosedural
c. Pengendalain fasilitas
Ketiga prosedur pengendalian tersebut jika dirumuskan dan diimplemantasikan dengan baik diyakini dapat memberikan pengamanan yang optimal terhadap data dan informasi dan mampu menekan resiko terjadinya gangguan keamanan terhadap sistem informasi secara keseluruhan.
Menurut McLeod dalam Budi Sutedjo (2001:90) moral merupakan kebiasaan dalam mempercayai perilaku baik atau buruk. Sedangkan etika merupakan serangkaian petunjuk yang harus diikuti, memiliki standar atau idealisme yang diterima oleh perorangan, kelompok, atau suatu komunitas teknologi informasi.
Hukum merupakan aturan formal tentang perilaku, wewenang, atau kekuasaan pemerintahan yang menentukan subjek atau kewarganegaraan. Setelah membahas moral, etika dan hukum kaitannya dengan teknologi informasi yang digunakan dalam tatanan organisasi harus memenuhi tiga kriteria tesebut, yaitu secara moral, etika dan hukum yang berlaku, teknologi informasi yang digunakan dalam sebuah organisasi merupakan petunjuk bagi seorang pemimpin dan bawahannya yang harus memiliki nilai moral, etika, informasi khusus, serta sebagai bentuk aplikasi penegakan hukum. Kebutuhan akan budaya etika sangat dibutuhkan terutama dalam pola hubungan antar pimpinan dengan lembaga pendidikannya.
Dalam menanamkan budaya etika, ada tiga bentuk implementasi yang harus diperhatikan.
1. Membentuk paham etika lembaga pendidikan.
2. Untuk memfasilitasi atasan dan bawahan yang terlibat dalam lembaga pendidikan dalam memahami organisasi pendidikan tersebut.
3. Menggunakan kode etik lembaga pendidikan tersendiri atau beradaptasi dengan kode etik yang dibuat oleh lembaga profesi dibidang pendidikan, misalnya kode etik guru dan kode etik kepala sekolah.
Redi Panuju (1997), mengisyaratkan untuk mempelajari sistem komunikasi Indonesia haruslah membahas dua hal. Yaitu: Pertama, Sistem komunikasi Indonesia mempunyai makana pola-pola komunikasi yang secara idealistik dan normatif diharapkan ada dan terjadi di Indonesia. Bahasan mengacu pada nilai-nilai, norma-norma, dan hukum yang merumuskan bagaimana seharusnya komunikasi dijalankan atau terjadi. Kedua, sistem komunikasi Indonesia mempunyai makna deskriptif dari gejala komunikasi yang aktual, sedang terjadi di Indonesia. Bahasan mengacu kepada fakta-fakta empiris yang secara objektif benar-benar ada atau terjadi. Pengertian Komunikasi yaitu istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Penyebaran ilmu dan teknologi baik melalui penulisan maupun penerjemahan buku-buku teks serta penyajiannya di lembaga-lembaga pendidikan maupun melalui penulisan buku-buku untuk masyarakat umum dan melalui sarana-sarana lain di luar lembaga-lembaga pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama, bahasa Indonesia kita gunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasional kita.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk menyelaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, bahasa Indonesia harus dikembangkan agar relevan dengan perkembangan iptek tersebut. Dalam rangka itu, lembaga pendidikan tinggi dipandang sebagai tempat yang strategis untuk mengembangkannya. Hal ini dimungkinkan karena perguruan tinggi memiliki kesempatan yang lebih besar dalam mengkaji, merekayasa, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan dengan lingkungan yang lain.
Pada satu sisi, program pengembangan bahasa Indonesia iptek akan sangat menguntungkan bagi kalangan perguruan tinggi, karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan akan media ekspresi keilmuan yang beraneka ragam macamnya. Pada sisi yang lain, pelaksanaan program ini dipandang sebagai salah satu bentuk kepedulian dan partisipasi perguruan tinggi.
Saran
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia perlu diperhatikan.
Dengan adanya pembahasan ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang teknologi informasi dalam perspektif pendidikan, serta penulis berharap dengan adanya bahasa keilmuan dapat bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca. Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, untuk dapat lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment